Beranda Rewards
Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC

Apakah benar luka orang yang terjangkit diabetes sulit di sembuhkan?

Beberapa gejala diabetes, seperti sirkulasi yang buruk dan gula darah tinggi, dapat menyebabkan timbulnya luka, terutama pada kaki Anda yang disebut sebagai ulkus kaki. Perawatan kaki yang tepat dapat membantu mencegah pembentukan luka. Ulkus kaki adalah komplikasi umum diabetes yang dapat ditangani melalui beberapa metode seperti diet, olahraga, dan pengobatan yang tepat. 

Ulkus kaki terbentuk akibat rusaknya jaringan kulit dan terbukanya lapisan di bawahnya. Penyakit ini paling umum terjadi di bawah jempol kaki dan telapak kaki, dan dapat lebih dalam hingga mencapai ke tulang. Semua penderita diabetes dapat mengalami ulkus kaki, namun perawatan kaki yang baik dapat membantu mencegahnya. Perawatan ulkus kaki diabetik bervariasi tergantung penyebabnya. Diskusikan masalah kaki apa pun dengan dokter Anda untuk memastikan hal tersebut bukan masalah serius, karena ulkus kaki yang terinfeksi dapat mengakibatkan amputasi jika diabaikan.

Mengenali gejala dan diagnosis 

Salah satu tanda awal ulkus kaki adalah keluarnya cairan dari kaki yang mungkin menodai kaus kaki atau bocor ke dalam sepatu. Pembengkakan yang tidak biasa, iritasi, kemerahan, dan bau pada salah satu atau kedua kaki juga merupakan gejala awal yang umum. Tanda yang paling terlihat dari ulkus kaki yang serius adalah jaringan hitam (disebut eschar atau nekrotik atau ganggren) di sekitar ulkus. Hal ini terjadi karena tidak adanya aliran darah yang sehat ke area sekitar ulkus. 

Gangren (kematian jaringan akibat infeksi) dapat muncul di sekitar ulkus. Dalam hal ini, keluarnya cairan berbau, nyeri, dan mati rasa dapat terjadi. Tanda-tanda ulkus kaki tidak selalu terlihat jelas. Kadang-kadang, Anda bahkan tidak akan menunjukkan gejala sampai ulkus tersebut terinfeksi. Bicarakan dengan dokter Anda jika Anda mulai melihat perubahan warna kulit, terutama jaringan yang menjadi hitam, atau merasakan nyeri di sekitar area yang tampak kapalan atau teriritasi.

Penyebab ulkus kaki diabetik 

Ulkus pada penderita diabetes paling sering disebabkan oleh: sirkulasi darah yang buruk, gula darah tinggi (hiperglikemia) kerusakan saraf kaki yang teriritasi atau terluka. Sirkulasi darah yang buruk adalah suatu bentuk penyakit pembuluh darah di mana darah tidak mengalir ke kaki Anda secara efisien. Sirkulasi darah yang buruk juga dapat mempersulit penyembuhan ulkus. 

Kadar glukosa yang tinggi dapat memperlambat proses penyembuhan ulkus kaki yang terinfeksi, sehingga pengelolaan gula darah sangatlah penting. Penderita diabetes tipe 2 dan penyakit lainnya sering kali lebih sulit melawan infeksi akibat ulkus. Kerusakan saraf merupakan efek jangka panjang dan dapat menyebabkan hilangnya rasa pada kaki Anda. Saraf yang rusak bisa terasa geli dan nyeri. 

Kerusakan saraf mengurangi kepekaan terhadap nyeri kaki dan mengakibatkan luka tidak nyeri yang dapat menyebabkan ulkus. Ulkus dapat dikenali dari keluarnya cairan dari area yang terkena dan terkadang berupa benjolan nyata yang tidak selalu menimbulkan rasa sakit. 

Faktor Risiko Ulkus Kaki Diabetik 

Semua penderita diabetes berisiko mengalami ulkus kaki, yang penyebabnya bisa bermacam-macam. Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya ulkus kaki, antara lain: 

  • Sepatu yang ukurannya tidak pas atau berkualitas buruk, 
  • Kebersihan yang buruk (tidak mencuci secara teratur atau menyeluruh atau tidak mengeringkan kaki dengan baik setelah dicuci) 
  • Pemotongan kuku kaki yang tidak tepat, 
  • Konsumsi alkohol, 
  • Penyakit mata akibat diabetes, 
  • Penyakit jantung, 
  • Penyakit ginjal, 
  • Obesitas 
  • Merokok (menghambat sirkulasi darah) 
  • Ulkus kaki diabetik juga paling sering terjadi pada pria lanjut usia.

Mengobati ulkus kaki diabetik 

Kurangi tekanan pada kaki Anda untuk mencegah rasa sakit akibat ulkus. Ini disebut off-loading, dan berguna untuk semua bentuk ulkus kaki diabetik. Tekanan saat berjalan dapat memperburuk infeksi dan meluasnya ulkus. Dokter Anda mungkin menyarankan untuk memakai alat tertentu untuk melindungi kaki Anda: sepatu yang dirancang untuk penderita diabetes, gips, penyangga kaki, pembungkus kompresi, sisipan sepatu untuk mencegah jagung dan kapalan. 

Dokter dapat mengobati ulkus kaki dengan debridemen, pengangkatan kulit mati atau benda asing yang mungkin ada di kaki Anda. menyebabkan ulkus tersebut. Infeksi adalah komplikasi serius dari ulkus kaki dan memerlukan pengobatan segera. Tidak semua infeksi diobati dengan cara yang sama. Jaringan di sekitar ulkus mungkin dikirim ke laboratorium untuk menentukan antibiotik mana yang dapat membantu. 

Jika dokter Anda mencurigai adanya infeksi serius, mereka mungkin akan melakukan rontgen untuk mencari tanda-tanda infeksi tulang. Infeksi ulkus kaki dapat dicegah dengan: merendam kaki, mendisinfeksi kulit di sekitar ulkus, menjaga ulkus tetap kering, sering mengganti balutan, perawatan enzim, balutan yang mengandung kalsium alginat untuk menghambat pertumbuhan bakteri. 

Obat-obatan 

Dokter Anda mungkin akan meresepkan antibiotik, antiplatelet, atau obat anti-pembekuan darah untuk mengobatinulkus Anda jika infeksi berlanjut bahkan setelah perawatan pencegahan atau antitekanan. Bicarakan dengan dokter Anda tentang kondisi kesehatan lain yang Anda miliki yang mungkin meningkatkan risiko infeksi bakteri berbahaya ini, termasuk HIV dan masalah hati. 

Prosedur bedah 

Dokter Anda mungkin menyarankan Anda mencari bantuan bedah untuk ulkus Anda. Seorang ahli bedah dapat membantu mengurangi tekanan di sekitar ulkus Anda dengan tindakan bedah atau menghilangkan kelainan kaki seperti bunion atau hammertoes. Kemungkinan besar Anda tidak memerlukan operasi pada ulkus Anda. Namun, jika tidak ada pilihan pengobatan lain yang dapat membantu menyembuhkan ulkus Anda, pembedahan dapat mencegah ulkus Anda menjadi lebih buruk atau menyebabkan amputasi.

Pencegahan Ulkus Kaki

Menurut artikel ulasan tahun 2017 di New England Journal of Medicine, lebih dari separuh ulkus kaki diabetik terinfeksi. Sekitar 20 persen infeksi kaki sedang hingga berat pada penderita diabetes menyebabkan amputasi. Perawatan pencegahan sangat penting. Kelola glukosa darah Anda dengan cermat, karena peluang Anda terkena komplikasi diabetes tetap rendah ketika gula darah Anda stabil. Anda juga dapat membantu mencegah masalah kaki dengan: mencuci kaki setiap hari, memotong kuku kaki secukupnya, namun tidak terlalu pendek, menjaga kaki tetap kering dan lembap, mengganti kaus kaki, sering-sering mengunjungi ahli penyakit kaki untuk menghilangkan kalus, memakai sepatu yang pas. Ulkus kaki dapat muncul kembali setelah pengobatan. Jaringan parut dapat terinfeksi kembali jika area tersebut semakin parah, sehingga dokter mungkin menyarankan Anda memakai sepatu yang dirancang khusus untuk penderita diabetes untuk mencegah ulkus kembali.

Kapan harus ke dokter 

Jika Anda mulai melihat daging menghitam di sekitar area yang mati rasa, segera temui dokter untuk mendapatkan pengobatan untuk ulkus kaki yang terinfeksi. Jika tidak diobati, infeksi ulkus dapat menyebar ke area lain di kaki Anda. Pada titik ini, ulkus seringkali hanya dapat diobati dengan pembedahan, amputasi, atau penggantian kulit yang hilang dengan pengganti kulit sintetis. 

Jika diketahui sejak dini, ulkus kaki dapat diobati. Segera temui dokter jika Anda mengalami luka di kaki, karena semakin lama Anda menunggu, kemungkinan infeksi akan meningkat. Infeksi yang tidak diobati mungkin memerlukan amputasi. Selagi ulkus Anda sembuh, menjauhlah dan ikuti rencana perawatan Anda. 

Ulkus kaki diabetik membutuhkan waktu beberapa minggu untuk sembuh. Ulkus mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh jika gula darah Anda tinggi dan tekanan terus-menerus diberikan pada ulkus. Tetap menjalani diet yang membantu Anda memenuhi target glikemik dan menghilangkan tekanan dari kaki Anda adalah cara paling efektif untuk menyembuhkan ulkus kaki Anda. Setelah ulkus sembuh, perawatan pencegahan yang konsisten akan membantu Anda menghentikan ulkus agar tidak kembali lagi.

 

Referensi:

  1. Griffith LM. Diabetic Ulcers: Causes and Treatment. Available from: https://www.healthline.com/health/diabetic-foot-pain-and-ulcers-causes-treatments

 

PENYAKIT TULANG PADA PASIEN PGK

Dalam tubuh yang sehat, jaringan tulang secara terus menerus akan dibongkar dan dibentuk kembali. Salah satu fungsi ginjal adalah mengatur keseimbangan mineral, seperti kalsium dan fosfor serta mengaktifkan vitamin D. Kalsium adalah mineral yang membangun dan memperkuat tulang. Bila kadar kalsium dalam tubuh terlalu rendah, maka kelenjar kecil yang ada di leher yang disebut dengan kelenjar paratirod akan melepaskan hormon paratiroid (PTH). Hormon ini berfungsi untuk mengambil kalsium dalam tulang sehingga kadar kalsium dalam darah meningkat. Oleh karena itu, jika kadar hormon paratiroid di dalam darah tinggi maka akan semakin banyak kalsium yang diambil dari tulang sehingga tulang menjadi rapuh. Selain itu, pada penyakit ginjal kronik (PGK) juga mengalami gangguan untuk mengeluarkan fosfor, dimana kadar fosfor yang tinggi di dalam darah juga akan semakin mengaktifkan hormon paratiroid juga. 

Penyakit tulang merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada PGK. Dahulu sebutan untuk penyakit tulang pada PGK adalah renal osteodystrophy, tetapi sekarang disebut dengan chronic kidney disease-mineral and bone disorder (CKD-MBD). CKD-MB adalah kumpulan gejala sistemik yang ditandai dengan kelainan laboratorium, seperti kadar hormone paratiroid, kalsium, fosfor, vitamin D, kelainan tulang dan adanya pengapuran pembuluh darah. Pengapuran pembuluh darah disebabkan karena kadar kalsium dan fosfat yang tinggi akan menumpuk pada jaringan pembuluh darah sebagai garam kalsium fosfat. Jika penumpukan garam kalsium fosfat ini terjadi di arteri koroner maka dapat meningkatkan risiko kematian, karena arteri koroner merupakan pembuluh darah besar di dekat jantung. 

Pada pasien dengan PGK direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan kepadatan tulang secara rutin 3-6 bulan sekali. Sedangkan untuk mengetahui pengapuran pembuluh darah dapat dilakukan pemeriksaan CT-scan sehingga dapat diketahui seberapa tebal pengapuran di dinding pembuluh darah dan lokasi pengapurannya. Jika dari hasil pemeriksaan ditemukan adanya kelainan dapat diberikan terapi seperti kadar fosfor yang tinggi maka dapat diberikan obat-obatan pengikat fosfat atau kadar vitamin D yang rendah dapat diberikan suplementasi vitamin D yang dalam bentuk aktif atau disebut dengan kalsitriol. Selain dengan obat-obatan, CKD-MBD juga dapat dicegah dengan mangatur pola makan seperti membatasi makanan yang mengandung tinggi fosfat (daging ayam, seafood, produk susu, kacang-kacangan) dan juga olaharaga secara teratur. 

 

Referensi

  1. Fukagawa M, Komaba H. Chronic Kidney Disease-Mineral and Bone Disorder in Asia. Kidney Dis 2017;3:1–7. 
  2. Mineral & Bone Disorder in Chronic Kidney Disease. [Internet]. 2015 [cited 2019 April 22] Available from: https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/mineral-bone-disord er. 
  3. Carla M. Chronic kidney disease-mineral and bone disorder: Guidelines for diagnosis, treatment, and management. Journal of the American Academy of Pas. 2016;29(7):21–9.

Membedah Mitos dan Fakta seputar Penyakit Jantung untuk Pemahaman yang Lebih Baik

Pendahuluan

Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit tidak menular yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Informasi mengenai penyakit jantung seringkali diwarnai dengan banyaknya desas-desus serta mitos yang tidak terbukti kebenarannya. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan informasi, penting bagi kita untuk mengetahui fakta-fakta yang ilmiah dan akurat mengenai penyakit jantung dan menjauhkan diri dari mitos. Berikut ini adalah 5 mitos terkait penyakit jantung dan apa fakta yang sebenarnya di balik mitos tersebut!

  1. Mitos: Serangan Jantung Tidak Mungkin Dialami Orang yang Masih Muda

Dahulu, serangan jantung dipercaya hanya dialami oleh lansia. Namun, kini serangan jantung dapat dialami oleh 1 dari 5 orang yang berusia kurang dari 40 tahun, bahkan di usia 20-30 tahun. Hal ini dapat dikaitkan dengan gaya hidup di usia muda yang kerap kali kurang memperhatikan kesehatan jantung, antara lain memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol dalam jumlah yang berlebih, tidak berolahraga secara rutin dan tidak mengatur pola makan sehingga memiliki berat badan yang berlebih, serta adanya penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes yang telah diderita sejak usia muda, namun tidak terkontrol dengan baik. Faktanya, faktor gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor risiko utama terjadinya serangan jantung.1

  1. Mitos: Serangan Jantung Hanya Disebabkan oleh Faktor Keturunan

Memiliki keluarga dengan riwayat serangan jantung dan bertambahnya usia memang benar dapat meningkatkan risiko Anda terkena serangan jantung. Namun, faktor keturunan hanyalah salah satu faktor risiko serangan jantung di antara berbagai faktor risiko lainnya, yang justru umumnya dapat kita kendalikan. Beberapa faktor risiko yang dapat dikendalikan antara lain berat badan berlebih, kurang berolahraga, diet tinggi lemak jenuh, kebiasaan merokok dan minum alkohol berlebih, serta adanya penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes melitus. Dengan membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat dan mengontrol penyakit penyerta secara konsisten, maka niscaya risiko serangan jantung dapat diturunkan.2

  1. Mitos: Nyeri Dada Pasti Penyebabnya Serangan Jantung

Nyeri dada memang merupakan salah satu gejala utama serangan jantung, dengan karakteristik nyeri seperti tertekan atau tertindih benda berat, nyeri dada yang menjalar ke rahang, punggung, atau lengan kiri, atau bahkan ulu hati, dan dapat disertai dengan keringat dingin dan sesak. Namun, tidak semua nyeri dada yang dialami pasti disebabkan oleh serangan jantung. Beberapa contohnya, nyeri dada yang terasa di bagian tengah dada dan seperti terbakar, umumnya dirasakan setelah makan, dapat berkaitan dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), yang merupakan masalah pencernaan. Contoh lainnya adalah nyeri dada yang dirasakan setelah beraktivitas berat yang dipicu oleh pergerakan tertentu, umumnya disebabkan oleh nyeri otot. Nyeri dada yang disertai batuk berdahak, demam, dan dapat diperberat ketika bernapas dapat berkaitan dengan infeksi paru-paru atau selaputnya. Oleh karena itu, bila Anda mengalami nyeri dada yang belum diketahui sebabnya, sebaiknya konsultasikanlah ke Dokter!3

  1. Mitos: Serangan Jantung Sama Saja dengan Gangguan Irama Jantung dan Gagal Jantung

Penyakit jantung seringkali dikaitkan dengan serangan jantung, suatu kondisi di mana terjadi gangguan aliran darah pada pembuluh darah jantung, menyebabkan otot jantung mengalami kerusakan karena kekurangan oksigen yang menimbulkan gejala nyeri dada yang khas.4 Padahal, penyakit jantung tidak hanya serangan jantung saja, tetapi juga ada gangguan irama jantung dan gagal jantung. Gangguan irama jantung dikenal dengan istilah aritmia, di mana detak jantung seseorang bisa terlalu lambat, terlalu cepat, atau tidak teratur. Gangguan irama ini dapat menyebabkan henti jantung hingga kematian.5 Sementara itu, gagal jantung merupakan kondisi di mana jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga dapat terjadi gejala sesak dan penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh, menyebabkan edema paru-paru ataupun bengkak pada kedua kaki.6 Faktanya, gaya hidup yang kurang sehat tidak hanya bisa meningkatkan risiko serangan jantung saja, tetapi juga gangguan irama jantung dan gagal jantung.5-6 Maka, senantiasa terapkanlah gaya hidup sehat!

  1. Mitos: Sebagai Seorang Perokok, Sudah Terlambat untuk Berhenti Merokok karena Risiko Penyakit Jantung Sudah Tidak Bisa Dikendalikan Lagi

Faktanya, tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok. Tidak peduli seberapa banyak atau seberapa lama Anda telah merokok, berhenti merokok dapat bermanfaat untuk kesehatan Anda. Jika Anda telah mengalami serangan jantung, berhenti merokok menurunkan risiko serangan jantung berikutnya dan kematian karena penyakit jantung. Bagi Anda yang belum pernah mengalami serangan jantung, berhenti merokok dapat menurunkan risiko kejadian menyempitnya pembuluh darah karena aterosklerosis sehingga juga menurunkan risiko Anda untuk mengalami serangan jantung, secara bertahap ketika Anda memutuskan untuk berhenti merokok.7

Kesimpulan

Terdapat berbagai jenis penyakit jantung, antara lain serangan jantung, gangguan irama jantung, dan gagal jantung. Mayoritas penyakit jantung disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat, dan sebaliknya risiko penyakit jantung dapat diturunkan dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti berolahraga, mengatur diet, menurunkan berat badan, berhenti merokok dan minum alkohol, serta mengontrol penyakit penyerta yang diderita seperti hipertensi dan diabetes.

 

Referensi:

  1. Cardiometabolic Institute. What’s behind the rise in heart attacks among young people? [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.cminj.com/blog/whats-behind-the-rise-in-heart-attacks-among-young-people
  2. NHS. Cardiovascular disease [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.nhs.uk/conditions/cardiovascular-disease/
  3. NHS. Chest pain [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.nhs.uk/conditions/chest-pain/
  4. Mayo Clinic. Heart attack [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-attack/symptoms-causes/syc-20373106
  5. Mayo Clinic. Heart arrhythmia [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-arrhythmia/symptoms-causes/syc-20350668
  6. Mayo Clinic. Heart failure [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-failure/symptoms-causes/syc-20373142#:~:text=Heart%20failure-,Heart%20failure%20occurs%20when%20the%20heart%20muscle%20doesn’t%20pump,of%20the%20legs%20and%20feet.
  7. NIH. Benefits of quitting smoking [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.nhlbi.nih.gov/health/heart/smoking/benefits-to-quit#:~:text=In%20many%20studies%2C%20quitting%20smoking,keeps%20getting%20lower%20over%20time.

 

Misteri Dibalik Detak Jantung: Mengenali Aritmia dan Menjaga Kesehatan Jantung

Pendahuluan

Anda mungkin sudah lazim mendengar mengenai penyakit serangan jantung. Namun, penyakit jantung tidak hanyalah serangan jantung. Salah satu penyakit jantung yang kerap kali diderita namun belum banyak yang memahaminya adalah aritmia, atau dikenal juga sebagai gangguan irama jantung. Aritmia dapat berhubungan dengan masalah kesehatan serius seperti berdebar-debar disertai nyeri dada dan sesak, pingsan mendadak, hingga kematian. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas lebih mendetail mengenai aritmia.

Apa Itu Aritmia?

Aritmia secara sederhana adalah gangguan irama jantung. Kelainan irama jantung ini dapat berupa irama jantung yang terlalu cepat, dikenal dengan istilah takikardia, atau berupa irama jantung yang terlalu lambat, dikenal dengan istilah bradikardia. Bentuk lain dari aritmia adalah irama jantung yang tidak teratur atau tidak konsisten. Detak jantung memang dapat menjadi lebih cepat atau lebih lambat dalam kondisi tertentu. Sebagai contoh, detak jentung menjadi lebih cepat ketika berolahraga, dan menjadi lebih lambat ketika tidur. Hal ini adalah hal yang wajar dan tidak termasuk aritmia. Namun, ketika denyut jantung menjadi lebih cepat, lebih lambat, atau tidak teratur tanpa pencetus atau penyebab yang jelas, hal itulah yang perlu Anda waspadai sebagai suatu kelainan irama jantung.1

Mengapa Terjadi Aritmia?

Irama jantung bergantung pada aktivitas listrik dari jantung itu sendiri. Dalam kondisi normal, terdapat sel pacu jantung di salah satu ruangan dari jantung yaitu atrium kanan yang memunculkan aktivitas listrik yang akan dihantarkan ke keseluruhan jantung. Namun, dalam kondisi aritmia, bisa terdapat gangguan pada sel pacu jantung atau hantaran aktivitas listrik di jantung, diikuti dengan kemunculan aktivitas listrik lain yang tidak normal dari bagian jantung lainnya, memunculkan suatu irama jantung yang abnormal. Mengapa hal ini dapat terjadi? Risiko aritmia meningkat seiring terjadinya pertambahan usia dan beberapa di antaranya dapat terkait dengan faktor genetik. Namun, faktor gaya hidup terutama merokok, minum alkohol dalam jumlah berlebih, dan penggunaan obat-obatan terlarang dapat meningkatkan risiko kejadian aritmia.2

Apa Saja Gejala Aritmia?

Bergantung pada jenis aritmia yang dialami, aritmia bisa bergejala ataupun tidak bergejala. Irama jantung yang tidak teratur juga kadang-kadang bisa terdeteksi dalam pemeriksaan kesehatan rutin oleh Dokter pada pasien yang tidak bergejala. Gejala-gejala yang dapat dirasakan oleh penderita aritmia antara lain:

  • Berdebar-debar
  • Denyut jantung terasa lebih cepat dari biasanya
  • Denyut jantung terasa lebih lambat dari biasanya
  • Nyeri dada dan sesak
  • Gelisah
  • Pusing
  • Sensasi seperti ingin pingsan atau pingsan mendadak

Bila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, terutama terkait dengan perubahan denyut jantung Anda, Anda sebaiknya segera berkonsultasi ke Dokter untuk dapat dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang seperti EKG lebih lanjut.1

Bagaimana Pengobatan Aritmia?

Pengobatan aritmia sangat bergantung pada jenis aritmia yang dialami. Beberapa pengobatan yang dapat menjadi pilihan antara lain obat-obatan yang dapat mengembalikan irama jantung menjadi normal, obat antikoagulan, atau obat lainnya untuk mengendalikan faktor risiko kardiovaskular. Manajemen gaya hidup sehat juga umumnya dianjurkan untuk mencegah kerusakan jantung lebih lanjut yang dapat memperparah kondisi aritmia. Pada beberapa pasien tertentu, pemasangan alat pacu jantung mungkin diperlukan. Prosedur tindakan operasi tertentu juga dapat dilakukan untuk beberapa pasien yang memenuhi kriteria. Untuk menentukan pengobatan yang tepat, tentunya terlebih dahulu harus menjalani pemeriksaan oleh Dokter.1

Kesimpulan

Aritmia merupakan penyakit jantung yang ditandai dengan kelainan irama jantung. Aritmia disebabkan oleh aktivitas listrik jantung yang abnormal, dapat berkaitan dengan faktor pertambahan usia, riwayat keluarga, ataupun gaya hidup yang kurang sehat. Aritmia tidak selalu bergejala, namun ketika bergejala penderitanya dapat mengalami jantung berdebar hingga nyeri dada, sesak, atau bahkan pingsan mendadak. Pemeriksaan fisik dan penunjang yang tepat yang dilakukan oleh Dokter dapat mendeteksi aritmia secara dini, sehingga kemudian tatalaksana yang tepat segera dapat dilakukan.

Takaran Minum pada Penyakit Ginjal

Tahukah Anda bahwa sebagian besar tubuh kita terdiri dari cairan?Jadi jumlah cairan yang ada di dalam tubuh kita sebanyak 60% dari berat badan. Orang Indonesia rata-rata mempunyai berat badan 70 kg sehingga jumlah cairan di dalam tubuhnya sekitar 42 liter. Cairan di dalam tubuh akan hilang secara rutin dalam bentuk urin, keringat, dan juga uap dari pernafasan. Oleh karena itu, kita harus menggantikan cairan yang hilang tersebut sebanyak kurang lebih 8 gelas air sehari. 

Lalu bagaimana dengan penderita penyakit ginjal?Berapa banyak cairan yang harus mereka gantikan, mengingat fungsi ginjal yang sudah mulai menurun untuk mengeluarkan cairan atau urin dari dalam tubuh. Berdasarkan rekomendasi dari The National Kidney Foundation Kidney Disease Outcomes Quality Initiatives (NKF-KDOQI), penderita penyakit ginjal tetap diperbolehkan konsumsi cairan, yang tentunya disesuaikan dengan derajat beratnya penyakit ginjal dan jumlah urin yang diproduksi. Penyakit ginjal kronik (PGK) dibagi menjadi 5 stadium berdasarkan aliran darah ke ginjal, dimana pada stadium 5 penderita harus menjalani cuci darah. Jumlah cairan yang dikonsumsi pada penderita ginjal yang tidak cuci darah tidak dibatasi. Sedangkan untuk penderita ginjal yang sudah menjalani cuci darah jumlah cairan yang masuk sebanyak 1000 mL ditambah dengan jumlah urin yang dihasilkan. 

 

Referensi

  1. Druml W, Cano N, teplan V. Nutritional support in renal disease. Basic Clinical Nutrition Fourth Edition. 2011. 
  2. Wenzel UO, Hebert LA, Stahl RAK, Krenz I. My Doctor Said I Should Drink a Lot! Recommendations for Fluid Intake in Patients with Chronic Kidney Disease. Clin J Am Soc Nephrol 2006;1:344 –6. 
  3. KDOQI clinical practice guidelines for nutrition in chronic kidney disease: 2019 update. [Internet]. [cited 2019 December 23rd]. Available from: https://www.kidney.org/professionals/kdoqi-guidelines-commentary-nutrition. 

Kandungan untuk Suplemen Penambah Nafsu Makan Anak Mana yang dibutuhkan, mana yang perlu dihindari?

Usia pra sekolah (3-5 tahun) merupakan periode usia yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sangat diperlukan asupan makanan yang sesuai. Asupan makanan yang sesuai artinya memiiki kualitas dan kuantitas yang baik, sesuai dengan kebutuhan anak. Kebutuhan energi anak usia 3-5 tahun adalah 1200-1700 kkal/hari. Kebutuhan ini bisa terpenuhi apabila anak makan teratur dengan frekuensi tiga kali makanan utama dan dua kali makanan selingan atau snacking.

Namun terkadang anak sering mengalami sulit makan, GTM (gerakan tutup mulut) atau tidak nafsu makan. Tidak terpenuhinya nutrisi untuk anak juga bisa terjadi karena gangguan pencernaan, kebutuhan zat gizi yang meningkat misalnya pada kondisi sakit, dan juga menu harian yang tidak memenuhi gizi standar. Bila kondisi ini terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan, yaitu malnutrisi yang dapat mengganggu fungsi organ dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk kondisi tersebut, terkadang diperlukannya suplemen penambah nafsu makan untuk anak.

Kandungan yang bisa membantu meningkatkan nafsu makan pada suplemen anak adalah curcuminoid atau kunyit. Curcuminoid bekerja dengan cara mempercepat pengosongan lambung dengan mempercepat kerja usus halus dan memperlancar sekresi dan produksi asam empedu dan enzim pankreas, sehingga penyerapan lemak dan protein meningkat yang akan menimbulkan rasa lapar dan akan meningkatkan nafsu makan.

Lysine yang merupakan salah satu asam amino esensial diketahui dapat membantu pembentukan carnitine yang mengubah asam lemak rantai panjang menjadi energi dan memperbaiki nafsu makan.

Selain itu, vitamin B kompleks juga diperlukan untuk membantu proses ini. Peran vitamin B kompleks terutama dalam proses metabolisme zat makanan menjadi energi, sehingga akan bermanfaat untuk membantu penyerapan makanan yang dimakan oleh anak untuk diubah menjadi energi. 

Apakah semua suplemen penambah nafsu makan baik untuk anak? Ternyata ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih suplemen yang tepat untuk anak. Terdapat bahan dalam suplemen makanan yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah pemanis buatan. Kandungan ini biasanya dihadirkan untuk menyamarkan rasa tidak enak pada suplemen yang biasanya terasa pahit. Pemanis buatan yang pada dasarnya mengandung gula, seperti sukrosa, sorbitol, dan dekstrosa monohidrat, bila dikonsumsi terlalu banyak bisa meningkatkan risiko terjadinya obesitas yang di kemudian hari dapat berkembang menjadi diabetes.

Selain dengan menyamarkan rasa, memikat minat anak dengan warna yang menarik juga menjadi salah satu cara untuk membuat anak mau mengonsumsi suplemen. Namun, penggunaan pewarna buatan yang tidak aman dapat meningkatkan risiko kesehatan, seperti misalnya kanker.

Suplemen yang mengandung vitamin dan mineral banyak dijual di pasaran secara bebas. Penting untuk memilih suplemen yang aman dengan kandungan yang tepat untuk anak. Memilih jenis sediaan dari suplemen juga menjadi perhatian, karena anak-anak akan lebih sulit untuk menelan bentuk obat pil atau tablet, sehingga bentuk sirup dengan disertai rasa yang buah akan membuat anak lebih menyukainya.

Penggunaan suplemen makanan juga perlu diperhatikan dosis serta sampai kapan penggunaanya. Bila berlebihan, dapat menyebabkan masalah kesehatan juga. Sehingga gunakanlah suplemen penambah nafsu makan anak sesuai kebutuhan dan bila perlu konsultasikan dengan dokter agar penggunaannya lebih sesuai.

 

Referensi:

  1. Yankes Kemkes RI. Pengauh pemberian suplemen terhadap kesehatan anak [Internet]. 2022. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1633/pengaruh-pemberian-suplemen-terhadap-kesehatan-anak  
  2. Lysine [Internet]. 2013 [cited 2014 Dec 15]. Available from: http://umm.edu/health/medical/ altmed/supplement/lysine
  3. Curcuma has many health benefits [Internet]. 2014 [cited 2014 Dec 15]. Available from: http://www.curcuminhealth.info/category/what-is-curcumin/curcumin-has-many-health-benefits/
  4. Dietary reference intakes for thiamin, riboflavin, niacin, vitamin B6, folate, vitamin B12, pantothenic acid, biotin, and choline [Internet]. [cited 2014 Dec 15]. Available from: http://www.nap.edu/catalog/6015.html
  5. Likurmin [Internet]. Cited 2024 May 6. Available from: https://kalbemed.com/product/id/252 

 

Libur sekolah sebentar lagi, yeay!

Ini saatnya untuk para siswa-siswi berleha-leha setelah 30-40 jam setiap minggunya menimba ilmu. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu libur sekolah, terutama diisi dengan kegiatan bermain. 

Jangan lupa untuk tetap makan-makanan yang sehat dan juga bergizi, karena banyak kegiatan yang tidak terpaku waktu, ini adalah kesempatan yang bagus untuk kamu memenuhi nutrisi yang seimbang untuk tubuh kamu.

Tetap makan dengan porsi Piring Sehatku dengan  komposisis 50% dipenuhi kebutuhan 1/3 protein dari lauk pauk, 2/3 karbohidrat dan 50% nya lagi dari buah dan sayur.

Libur ke sekolah tapi bukan berarti libur untuk konsumsi vitamin. Walaupun tidak berkegiatan belajar-mengajar, namun kegiatan di libur sekolah ternyata juga tetap butuh asupan vitamin, loh!

Apa saja sih vitamin yang bisa anak konsumsi?

  • Vitamin A

Gen Z gak mungkin jauh dari gadget. Saat libur sekolah akan banyak anak yang menonton telivisi untuk mencari hiburan dan bermain games elektronik di smartphone dan tablet digital. Menurut Australian Institute of Family Studies, rekomendasi screen time untuk anak usia 5-17 tahun adalah tidak lebih dari dua jam per harinya. Selain menganggu kesehatan mata, terlalu banyak waktu di depan layar elektronik ternyata dapat berhubungan dengan berat badan anak dan masalah kebiasaan, kecemasan, hiperaktif, masalah pemusatan perhatian, pengendalian emosi dan gangguan psikosial. Maka dari itu, walaupun libur sekolah, tetap batasi penggunaan gadget pada anak. Untuk mengurangi risiko kesehatan mata karena terpapar sinar dari gadget, anak dapat konsumsi vitamin A. Vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta proteksi kesehatan mata.

  • Vitamin B kompleks

Vitamin B kompleks yang terdiri dari B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9 dan B12 sangat penting diperlukan untuk tubuh. Kekurangan vitamin D pada anak dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit, seperti anemia, gangguan pencernaan, dan infeksi. Selain itu vitamin B pada anak juga bermanfaat untuk tumbuh dan kembang, perkembangan otak dan kesehatan mata, serta membantu meningkatkan napsu makan anak. 

  • Vitamin C

Saat libur sekolah, terkadang anak-anak akan dipadati dengan berbagai kegiatan yang terkadang akan membuat anak menjadi mudah sakit. Vitamin C berperan untuk menjaga imunitas tubuh anak dan sebagai antioksidan, sehingga kegiatan anak saat libur sekolah tidak terganggu dan anak tetap bisa produktif untuk mengisi liburnya dengan kegiatan yang padat dan positif.

  • Vitamin D

Terkadang kegiatan anak tidak bisa dipastikan apakah selalu berkegiatan di luar ruangan atau tidak untuk mendapatkan cukup sinar matahari. Vitamin D sangat diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium dan fosfor yang berperan untuk kesehatan tulang dan gigi anak. 

Vitamin diatas dapat kamu konsumsi dalam bentuk vitamin satuan, namun akan lebih simpel bila kamu konsumsi multivitamin yang sudah mengandung beberapa vitamin dan bonusnya sudah ada kandungan mineralnya. Sehingga, multivitamin akan lebih mudah dibawa saat liburan. 

Jangan lupa juga untuk selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat, mulai dari cuci tangan pakai sabun, aktivitas fisik ringan sampai sedang dan minum 8 gelas air mineral sehari.

Itu dia tadi vitamin yang perlu kamu persiapkan dan konsumsi selama masa libur sekolah. Libur sekolah bukan berarti melewatkan nutrisi yang seimbang untuk tubuh anak, apalagi anak-anak sangat membutuhkannya untuk tumbuh kembang yang optimal.

 

Referensi:

  1. Australian Institute of Family Studies. Too much time on screens? Screen time effects and guidelines for children and young people [Internet]. 2024. Cited 2024 May 6. Available from: https://aifs.gov.au/resources/short-articles/too-much-time-screens 
  2. Vitamin A supplementation: who, when and how. Community Eye Health. 2013;26(84):71.
  3. Vitamin B [Internet]. 2024. Cited 2024 May 6. Available from: https://www.alodokter.com/vitamin-b 
  4. Hemilä H, Chalker E. Vitamin C for preventing and treating the common cold. Cochrane Database Syst Rev. 2013 Jan 31;2013(1).
  5. Centres for Disease Control and Prevention. Vitamin D [Internet]. 2021. Cited 2024 May 6. Available from: https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/vitamins-minerals/vitamin-d.html#:~:text=All%20children%20need%20vitamin%20D,of%20vitamin%20D%20each%20day
  6. Kemkes RI. Isi Piringku [Internet]. 2018. Cited 2024 May 6. Available from: https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/062511-isi-piringku

Peran L-carnitine dan Coenzyme Q10 dalam Tatalaksana Penyakit Kardiovaskular

Penyakit Kardiovaskular di Asia Tenggara

Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian dini yang disebabkan oleh penyakit tidak menular utama di dunia.1-2 Kejadian kematian dini karena penyakit tidak menular terutama tinggi pada kebanyakan negara di Asia Tenggara, dengan lebih dari dua kali lipat risikonya pada Filipina, Myanmar, dan Laos, dibandingkan di Inggris Raya. Terlebih lagi, prevalensi gagal jantung yang bergejala tampaknya lebih tinggi pada Asia Tenggara dibandingkan wilayah lain di seluruh dunia, muncul pada usia yang lebih muda, namun dengan kondisi klinis yang lebih berat.1 Ditambah lagi, di Asia Tenggara, mayoritas kematian yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular disebabkan oleh penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke. Angka kematian tertinggi karena penyakit kardiovaskular di Asia Tenggara secara berturut-turut diraih oleh Myanmar, Indonesia, dan Vietnam, secara berurutan.2

Bioenergetika pada Penyakit Kardiovaskular

Walaupun kondisi klinis pasien penderita gagal jantung dan PJK semakin membaik seiring dengan perkembangan teknologi pengobatan, terapi optimal untuk kedua kondisi tersebut masih merupakan suatu tantangan tersendiri.3-4 Pada pasien dengan gagal jantung, gejala dapat disebabkan oleh disfungsi bioenergetika yang menyebabkan kekurangan energi pada sel otot jantung.3 Serupa, pada pasien dengan PJK, perhatian pada jalur metabolisme sel otot jantung merupakan salah satu pendekatan untuk memperbaiki gejala nyeri dada dan kondisi klinis secara umum.4-5 Disfungsi mitokondria dipercaya menjadi salah satu mekanisme penyebab timbulnya gejala terkait PJK.4

Maka, menyediakan energi yang cukup untuk sel otot jantung dapat memiliki potensi yang baik untuk memperbaiki kondisi klinis pasien dengan gagal jantung dan PJK. L-carnitine dan coenzyme Q10 adalah zat yang memegang peranan penting pada bioenergetika sel, khususnya sel otot jantung. Keduanya telah diteliti sebagai terapi tambahan untuk berbagai penyakit kardiovaskular.3-4

L-carnitine dan Perannya dalam Penyakit Kardiovaskular

Carnitine merupakan senyawa turunan asam amino yang berfungsi dalam transportasi asam lemak rantai panjang dari sitosol ke matriks mitokondria, tempat terjadinya oksidasi asam lemak yang kemudian menyediakan energi untuk otot jantung dalam bentuk ATP. Carnitine paling banyak ditemukan di otot jantung dan otot rangka, tempat di mana 95% kandungan carnitine dalam tubuh disimpan di dalam sel.6 Sekitar 70% energi otot jantung dihasilkan dari proses oksidasi asam lemak ini.7 Maka, carnitine memegang peranan penting dalam bioenergetika otot jantung. Sebagai tambahan, tanpa oksidasi asam lemak yang cukup, asam lemak bebas yang berlebih akan terakumulasi di dalam sel, berpotensi menyebabkan kardiomiopati dan aritmia.8

Sumber utama carnitine adalah dari makanan, terutama didapatkan dari daging dan produk olahan susu. Carnitine diserap dengan baik di saluran cerna.8 Karena perannya untuk otot jantung, suplementasi L-carnitine telah diteliti pada berbagai penyakit kardiovaskular. 4,9-10 Sebuah studi meta-analisis dari 17 uji klinik yang mengikutsertakan 1.625 pasien gagal jantung menunjukkan bahwa suplementasi L-carnitine dalam durasi 7 hari hingga 3 tahun untuk pasien gagal jantung berhubungan dengan perbaikan fungsi ventrikel kiri serta curah jantung yang lebih signifikan dibandingkan terapi konvensional.9

Studi lainnya melaporkan penggunaan L-carnitine untuk pasien yang mengalami infark miokard akut berdasarkan data dari 13 uji klinik mencakup 3.629 pasien. Hasil studi menunjukkan bahwa L-carnitine secara signifikan menurunkan kejadian kematian sebesar 27%, menurunkan kejadian aritmia ventrikel sebesar 65%, dan meredakan gejala nyeri dada sebesar 40% dibandingkan kontrol.4 Sebagai tambahan, L-carnitine juga dapat memperbaiki profil lipid dan kendali gula darah pada pasien-pasien dengan faktor risiko kardiovaskular seperti dislipidemia dan diabetes melitus, sehingga berpotensi menurunkan risiko kejadian kardiovaskular.10

Coenzyme Q10 dan Perannya dalam Penyakit Kardiovaskular

Coenzyme Q10 (CoQ10) merupakan komponen utama dalam sistem transport elektron di mitokondria di dalam sel yang diperlukan untuk produksi energi. Sebagai tambahan, CoQ10 juga bisa bertindak sebagai antioksidan intraseluler, memberikan perlindungan terhadap membran sel terhadap oksidasi. CoQ10 memegang peranan penting dalam bioenergetika jantung, menyediakan energi untuk pelepasan kalsium dari retikulum sarkoplasma sel otot dan mengaktivasi protein untuk kontraksi otot jantung. Juga merupakan suatu hal yang telah diketahui bahwa stres oksidatif akibat radikal bebas dapat menyebabkan hipertrofi otot jantung, sedangkan sifat antioksidan dari CoQ10 dapat meredakan stres oksidatif tersebut. Terakhir, CoQ10 juga memiliki sifat antiradang yang dapat mencegah fibrosis otot jantung dan gagal jantung.11

Produksi CoQ10 dari dalam tubuh kita sendiri menurun setelah usia 20 tahun. Kadar CoQ10 dalam otot jantung berkurang hingga setengahnya di usia 80 tahun. Maka, suplementasi CoQ10 terutama memberikan manfaat kesehatan pada populasi lansia.12 Suplementasi CoQ10 telah diteliti pada beberapa uji klinik. Uji klinik Q-SYMBIO merupakan penelitian yang mengevalausi CoQ10 sebagai terapi tambahan untuk gagal jantung. Hasil studi ini menunjukan bahwa CoQ10 menurunkan kejadian kardiovaskular mayor sebesar 50% dalam waktu terapi selama 2 tahun. Kematian kardiovaskular, durasi rawat inap di rumah sakit, serta perbaikan gejala gagal jantung juga dapat diperoleh pasien yang mendapatkan suplemen CoQ10.3

Studi lain mengeksplorasi manfaat gaya hidup sehat dengan suplementasi CoQ10 dan L-carnitine sebagai tambahannya selama 3 bulan untuk pasien dengan infark miokard. Hasil studi menunjukkan bahwa terapi tersebut secara signifikan meningkatkan kualitas hidup pasien, baik secara fisik dan emosional. Sebagai tambahan, penelitian lainnya menunjukkan manfaat suplementasi CoQ10 100 mg per hari untuk pasien dengan hipertensi, di mana pasien lebih jarang mengalami infark miokard dibandingkan pasien yang tidak mendapatkan suplementasinya. Hasil studi ini membuktikan bahwa CoQ10 bermanfaat juga untuk mencegah infark miokard pada pasien-pasien berisiko tinggi.14

Kesimpulan

Car-Q mengandung L-carnitine dan coenzyme Q10 yang memegang peranan penting dalam bioenergetika jantung dengan berbagai manfaat kesehatan tambahan lainnya. Keduanya telah diteliti dalam berbagai uji klinik dan menunjukkan manfaat yang baik dalam mencegah dan mengobati penyakit kardiovaskular termasuk gagal jantung dan penyakit jantung koroner.

 

Referensi

  1. Lam CSP. Heart failure in Southeast Asia: facts and numbers. ESC Heart Failure. 2015; 2: 46-9.
  2. Zhao D. Epidemiological features of cardiovascular disease in Asia. JACC: Asia. 2021; 1: 1-13.
  3. Mortensen SA, Rosenfeldt F, Kumar A, Dolliner P, Filipiak KJ, Pella D, et al. The effect of coenzyme Q10 on morbidity and mortality in chronic heart failure. JACC: Heart Failure. 2014; 2: 641-9.
  4. DiNicolantonio JJ, Lavie CJ, Fares H, Menezes AP, O’Keefe JH. L-carnitine in the secondary prevention of cardiovascular disease: systematic review and meta-analysis. Mayo Clin Proc. 2013; 88: 544-51.
  5. Guarini G, Hugi A, Morrone D, Capozza PFG, Marzilli M. Trimetazidine and other metabolic modifiers. Eur Cardiol. 2018; 13: 104-11.
  6. Gnoni A, Longo S, Gnoni GV, Giudetti AM. Carnitine in human muscle bioenergetics: can carnitine supplementation improve physical exercise? Molecules. 2020; 25: 182.
  7. Lionetti V, Stanley WC, Recchia FA. Modulating fatty acid oxidation in heart failure. Cardiovasc Res. 2011; 90: 202-9.
  8. Longo N, Frigeni M, Pasquali M. Carnitine transport and fatty acid oxidation. Biochim Biophys Acta. 2016; 1863: 2422-35.
  9. Song X, Qu H, Yang Z, Rong J, Cai W, Zhou H. Efficacy and safety of l-carnitine treatment for chronic heart failure: a meta-analysis of randomized controlled trials. Biomed Res Int. 2017; 6274854: 1-11.
  10. Asadi M, Rahimlou M, Shishehbor F, Mansoori A. The effect of l-carnitine supplementation on lipid profile and glycaemic control in adults with cardiovascular risk factors: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled clinical trials. Clin Nutr. 2020; 39: 110-22.
  11. Zozina VI, Covantev S, Goroshko OA, Krasnykh LM, Kukes VG. Coenzyme Q10 in cardiovascular and metabolic diseases: current state of the problem. Curr Cardiol Rev. 2018; 14: 164-74.
  12. Aaseth J, Alexander J, Alehagen U. Mechanism of ageing and development. 2021; 197: 111521.
  13. Sharifi MH, Eftekhari MH, Ostovan MA, Rezaianazadeh A. Effects of a therapeutic lifestyle change diet and supplementation with Q10 plus L-carnitine on quality of life in patients with myocardial infarction: a randomized clinical trial. J Cardiovasc Thorac Res. 2017; 9: 21-8.
  14. Shah IA, Memon M, Ansari S, Kumar R, Chandio SA, Mirani SH, Rizwan A. Role of coenzyme Q10 in prophylaxis of myocardial infarction. Cureus. 2021; 13: e13137.

Konsumsi Protein untuk Pasien Ginjal: berapa banyak?

Malnutrisi adalah salah satu komplikasi penyakit ginjal kronik (PGK) yang serius karena memiliki berbagai konsekuensi, diantaranya dalam memperburuk kualitas hidup, mempercepat progresivitas kerusakan ginjal sisa, meningkatkan risiko terjadinya penyakit lain (misalnya infeksi), memperpanjang lama rawat, menghambat efektivitas terapi, serta meningkatkan angka kematian pasien. Oleh sebab itu, memastikan kecukupan nutrisi harus menjadi perhatian dalam terapi PGK.

Adanya perubahan metabolisme menyebabkan PGK stadium pradialisis dan dialisis memerlukan penatalaksanaan nutrisi yang berbeda-beda sehingga memerlukan evaluasi dan terapi yang lebih spesifik, salah satunya adalah dalam pemenuhan kebutuhan protein.

Peningkatan asupan protein telah terbukti memengaruhi hemodinamik ginjal dan berkontribusi pada kerusakan fungsi dan jaringan ginjal pada PGK stadium pradialisis. Tatalaksana diet rendah protein pada pasien PGK pradialisis telah diperkenalkan sejak lama dan memiliki manfaat mengurangi penumpukan toksin yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal dan menghambat progresivitas kerusakan ginjal sisa. Rekomendasi menyarankan bahwa diet rendah protein sebaiknya dimulai pada saat nilai pengukuran fungsi ginjal dengan parameter LFG <60 mL/menit/1,73 m (PGK stadium 3) dengan jumlah 0,6-0,8 g/kg berat badan per hari.

Berbeda dengan kondisi pradialisis, kebutuhan protein stadium dialisis lebih tinggi dibandingkan stadium pradialisis. Kebutuhan protein pada pasien yang menjalani dialisis rutin dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan proses dialisis itu sendiri. Rata-rata kehilangan protein pada satu sesi hemodialisis (HD) adalah 6-8-gram tergantung jenis membrane yang digunakan. Pada pasien yang menjalani CAPD terjadi kehilangan protein yang lebih besar yaitu 5 –12-gram perhari. Faktor lain yang meningkatkan kebutuhan protein pasien dialisis adalah perubahan dalam metabolisme protein di dalam tubuh pasien dan penurunan penyerapannya di usus. Selain itu terhadinya gangguan keseimbangan asam-basa yang sering terjadi pada pasien dialisis juga menyebabkan semakin tinggi hilangnya protein pada otot. Faktor-faktor tersebut menyebabkan tingginya kebutuhan protein pada pasien dialisis, sehingga direkomendasikan asupan protein pada pasien dialisis adalah 1,2-1,3 g per kilogram berat badan perhari.

Dari penjelasan di atas, jekas bahwa memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien PGK tidak hanya sekedar cukup atau tidak cukup, melainkan jumlahnya harus disesuaikan dengan stadium penyakitnya. Asupan nutrisi protein yang tepat, akan memberikan banyak manfaat dalam perbaikan kualitas hidup dan mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat malnutrisi. Pasien PGK sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan berapa banyak protein yang harus dikonsumsi, dan juga menentukan sumber protein yang dapat dijadikan pilihan pada menu diet sehari-hari.

 

Referensi:

  1. Ishfaq Rashid, Aamir Bashir, Pramil Tiwari, Sanjay D’Cruz, Shivani Jaswal, Estimates of malnutrition associated with chronic kidney disease patients globally and its contrast with India: An evidence based systematic review and meta-analysis. Clinical Epidemiology and Global Health 2021;12: 100855
  2. Bellizzi V, Calella P, Carrero JJ, Fouque D. Very low-protein diet to postpone renal failure: Pathophysiology and clinical applications in chronic kidney disease. Chronic Dis Transl Med. 2018;4(1):45–50.
  3. Kopple JD. National kidney foundation K/DOQI clinical practice guidelines for nutrition in chronic renal failure. Am J Kidney Dis. 2001;37(1 Suppl 2):S66-70. 

Perbedaan Manfaat Kalsium dan Vitamin D Bagi Tulang

Tulang merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk menyokong atau memberi kerangka pada tubuh, melindungi organ vital, untuk bergerak, tempat pembentukan sel-sel darah, dan tempat penyimpanan mineral seperti kalsium.

Kesehatan dan kekuatan tulang antara lain bergantung pada pola makan yang seimbang dan zat nutrisi yang tercukupi, terutama kalsium dan vitamin D.

Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Sekitar 99% kalsium total dalam tubuh disimpan di tulang dan gigi, sedangkan 1%-nya ditemukan dalam jaringan lain seperti darah, otot, dan cairan sel. Kalsium sangat penting untuk mineralisasi tulang yang diperlukan dalam pembentukan tulang dan menjaga kekuatan tulang. 

Kebutuhan kalsium setiap hari menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019 tergantung dari usia, yaitu sebagai berikut:

  • Usia 1-3 tahun :  650 mg
  • Usia 4-9 tahun : 1000 mg
  • Usia 10-18 tahun : 1200 mg
  • Usia 19-49 tahun : 1000 mg
  • Usia 50 tahun atau lebih : 1200 mg
  • Ibu hamil dan menyusui : 1200 mg

Kalsium tidak dibuat di dalam tubuh sehingga hanya bisa didapatkan dari makanan yang mengandung kalsium. Jika kebutuhan akan kalsium tidak tercukupi dari makanan, maka bisa dilengkapi dengan suplemen kalsium. 

Sumber makanan yang mengandung kalsium antara lain:

  • Susu dan produk olahannya, seperti keju dan yoghurt
  • Ikan, seperti salmon dan sarden
  • Sayuran hijau, seperti brokoli dan kale
  • Kacang-kacangan, seperti kacang kedelai, kacang tanah, dan kacang almon 
  • Tahu

Menurut hasil penelitian tahun 2017, rata-rata asupan kalsium pada orang dewasa di Indonesia sangat rendah (kurang dari 400 mg/hari), hal ini bisa berdampak buruk pada kesehatan tulang. Asupan kalsium yang kurang mencukupi mungkin tidak menimbulkan gejala dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan massa tulang yang jika tidak ditangani bisa menyebabkan pengeroposan tulang (osteoporosis) dan peningkatan risiko patah tulang, khususnya pada usia lanjut.

Vitamin D

Vitamin D merupakan salah satu vitamin larut lemak yang berperan dalam sejumlah fungsi penting pada tubuh untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit. Untuk kesehatan tulang, vitamin D dalam bentuk aktifnya berperan mempertahankan kadar kalsium dalam darah, antara lain dengan cara meningkatkan penyerapan kalsium dari usus. Penelitian telah menunjukkan bahwa vitamin D dapat meningkatkan massa tulang dan mencegah pengeroposan tulang. 

Kebutuhan harian vitamin D dalam kondisi sehat dengan kadar vitamin D dalam darah yang normal adalah 400 IU untuk bayi hingga usia 1 tahun, 600 IU untuk anak dan dewasa hingga usia 64 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui, serta 800 IU untuk orang usia di atas 64 tahun.

Vitamin D bisa didapatkan dari beberapa sumber, yaitu:

  • Dibentuk secara alami di kulit

Secara alami pada kulit manusia terdapat provitamin D yang disebut 7-dehydrocholesterol. Dengan paparan sinar ultraviolet B (UVB) matahari pada kulit, maka provitamin D tersebut akan diubah menjadi previtamin D dan kemudian diubah menjadi vitamin D dalam bentuk vitamin D3.

  • Makanan yang mengandung vitamin D

Beberapa jenis makanan memiliki kandungan vitamin D, seperti ikan dari laut (misalnya salmon, sarden, tuna), minyak ikan kod, hati sapi, kuning telur, keju, mentega, susu, dan jamur. Namun kandungan vitamin D dalam sumber makanan tersebut relatif kecil, sehingga seringkali masih belum cukup memenuhi kebutuhan harian akan vitamin D. Umumnya vitamin D yang berasal dari sumber hewani adalah dalam bentuk vitamin D3 (cholecalciferol), sedangkan yang berasal dari sumber nabati adalah vitamin D2 (ergocalciferol).

  • Suplemen yang mengandung vitamin D 

Jika kebutuhan vitamin D belum tercukupi dari paparan sinar UVB matahari dan makanan yang mengandung vitamin D, maka bisa dilengkapi dengan konsumsi suplemen vitamin D. Suplemen vitamin D ada yang dalam bentuk vitamin D2 dan D3. Berdasarkan hasil suatu penelitian, vitamin D3 lebih efektif dalam meningkatkan kadar vitamin D dalam darah dibanding vitamin D2. 

Vitamin D2 atau D3 merupakan bentuk vitamin D yang belum aktif, yang akan dimetabolisme terlebih dahulu di hati dan ginjal menjadi bentuk vitamin D yang paling aktif.

Jadi kalsium dan vitamin D bekerja bersama untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang. Kalsium membantu membentuk tulang, sedangkan vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium. Jadi jika asupan kalsium terpenuhi namun tubuh kekurangan vitamin D atau sebaliknya, jika kadar vitamin D dalam tubuh cukup namun asupan kalsium kurang terpenuhi, maka tetap akan berisiko menurunkan kekuatan tulang atau osteoporosis.

 

Referensi:

  1. Bone biology. https://www.osteoporosis.foundation/health-professionals/about-osteoporosis/bone-biology 
  2. Calcium and calcium salts. J Assoc Physicians India 2017;65:100-3.
  3. The role of calcium and vitamin D in bone health. https://www.healthcentral.com/nutrition/role-calcium-vitamin-d-bone-health
  4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 28 tahun 2019 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia.
  5. Global dietary calcium intake among adults: A systematic review. Osteoporos Int. 2017;28(12):3315-24. 
  6. Vitamin D. https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminD-HealthProfessional/?print=1

 

Tanggal :
Sahabat KECC
Tentang Event

Bagikan : Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC
Sahabat KECC