Beranda Rewards
Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC

Thalasemia dan Transfusi

Thalasemia merupakan kelainan pada darah yang diturunkan karena tidak terbentuknya atau berkurangnya salah satu rantai globin baik itu alfa ataupun beta yang merupakan komponen dari hemoglobin. Kita telah mengetahui sebelumnya bahwa hemoglobin adalah bagian darisel darah merah. Jika ada gangguan pada hemoglobin, maka sel darah merah dalam tubuh tidak berfungsi dengan baik dan masa hidupnya juga lebih pendek.

Sel darah merah berperan dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh agar sel tubuh dapatmenjalankan fungsinya dengan baik, namun jika jumlah sel darah merah yang sehat tidak cukup, oksigen yang diangkut juga lebih sedikit. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya gejala merasa lelah, lemah, atau sesak napas, yang dikenal dengan istilah anemia. Pasien dengan thalasemia dapat mengalami anemia ringan atau berat. Anemia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ dan menyebabkan kematian. Untuk mengetahui derajat anemia, dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin.

Pengobatan utama dari thalasemia adalah transfusi. Secara klinis, thalasemia dibagi menjadi 3, yaitu thalasemia mayor di mana pasien memerlukan transfusi darah secara rutin dan adekuat seumur hidupnya, thalasemia intermedia di mana pasien membutuhkan transfusi tetapi tidak secara rutin, dan thalasemia minor di mana pasien hanya membawa sifat thalasemia, tidak ada gejala, dan terlihat seperti orang normal.

Transfusi darah mulai diberikan pada pasien thalasemia bila pemeriksaan laboratorium membuktikan bahwa pasien menderita thalasemia mayor, atau kadar hemogobin kurang dari 7 g/dL setelah 2 kali pemeriksaan dengan selang waktu lebih dari 2 minggu tanpa adanya tanda infeksi, atau kadar hemoglobin lebih dari 7 g/dL dan dijumpai gagal tumbuh dan/atau deformitas (kelainan tulang). Transfusi umumnya diberikan dengan interval setiap 3-4 minggu.

Jumlah darah yang diberikan pada pasien tergantung pada kadar hemoglobin pasien. Target kadar hemoglobin setelah diberikan transfusi tidak melebihi 14-15 g/dL(12-13 g/dL) sedangkan kadar hemoglobin sebelum transfusi berikutnya diharapkan tidak kurang dari 9,5g/dL. Kadar hemoglobin sebelum transfusi antara 9-10 g/dL dapat mencegah terjadinya pembentukan sel darah baru di luar sumsum tulang, mengurangi kebutuhan darah yang berlebih, dan mengurangi penyerapan besi dari saluran cerna.Transfusi darah secara rutin dapat membantu mencegah komplikasi dari thalasemia seperti tulang yang rapuh, pembesaran organ limpa, perlambatan pertumbuhan, dan gangguan jantung.

Walaupun transfusi merupakan pengobatan utama pasien thalasemia, transfusi memiliki dampak yang tidak diinginkan. Salah satu efek samping dari transfusi adalah kelebihan zat besi mengingat satu kantung darah 250 mL mengandung sekitar 200 mg besi sedangkan besiyang keluar dari tubuh hanya 1-3 mg/hari. Kelebihan besi ini akan ditimbun di semua organ,terutama hati, jantung, dan kelenjar pembentuk hormon. Penumpukan besi pada organ tubuh mengakibatkan gangguan dalam fungsi organnya seperti penyakit pada hati, kegagalan jantung, kencing manis, dan sebagainya tergantung organ mana yang terkena.

Oleh karena itu, pasien thalasemia yang tergantung dengan transfusi diberikan pengobatan kelasi besi dengan tujuan mengeluarkan kelebihan besi akibat anemia kronik dan transfusi yang diberikan. Pemberian obat kelasi besi dapat mencegah komplikasi kelebihan besi dan menurunkan angka kematian pada pasien thalasemia. Obat kelasi besi mulai diberikan setelah timbunan besi dalam tubuh pasien bermakna yang diukur dari kadar ferritin dalam darah mencapai 1000 ng/mL atau kejenuhan transferin (protein pengangkut besi) ≥ 70% atau transfusi sudah diberikan sebanyak 10-20 kali atau sekitar 3-5 liter.

Obat kelasi besi yang tersedia di Indonesia ada 3 jenis yaitu deferoxamine, deferiprone,dan deferasirox. Deferoxamine merupakan obat kelasi besi yang diberikan secara injeksi sedangkan deferiprone dan deferasirox diberikan secara oral. Dalam pemilihan obat kelasibesi, ada faktor-faktor yang menjadi pertimbangan oleh dokternya seperti biaya versus manfaat, kelebihan dan kekurangan obat kelasi besi, kondisi pasien saat itu, serta kesepakatan dan kenyamanan pasien. Pengobatan kelasi besi memerlukan komitmen yang tinggi dan kepatuhan yang baik dari pasien dan keluarganya.

Thalasemia merupakan kelainan pada darahyang diturunkan karena tidak terbentuknya atauber kurangnya salah satu rantai globin baik itu alfa ataupun beta yang merupakan komponendari hemoglobin. Salah satu gejala pasien thalasemia adalah anemia sehingga pengobatan utamanya adalah transfusi. Namun,transfusi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan, salah satunya adalah kelebihan besi. Untuk mengatasi kelebihan besi pada pasien thalasemia, diberikan obat kelasi besi.

 

Referensi:
1.Pedoman nasional pelayanan kedokteran tata laksana thalasemia. KementerianKesehatan Republik Indonesia [Internet]. 2018 [cited 2020 July 2]. Available from:https://legawa.net/2018/04/08/pedoman-nasional-pelayanan-kedokteran-tata-laksana-thalasemia/

 

2.Treating thalassemia: transfusion. UCSF [Internet]. 2003-2012 [cited 2020July 2].Available from:https://thalassemia.com/treatment-transfusion.aspx#gsc.tab=0

 

3.Blood transfusions for beta thalassemia. WebMD [Internet]. 2019 Nov 18 [cited 2020July 2]. Available from:https://www.webmd.com/a-to-z-guides/beta-thalassemia-blood-transfusions#1

 

4.Chapter 2 Blood transfusion therapy in β-thalassaemia major. Guidelines for theclinical management of thalassaemia [Internet]. 2008 [cited 2020 July 2]. Availablefrom:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK173967/

 

5.What is thalassemia. CDC [Internet]. 2020 Apr 15 [cited 2020 July 2]. Available from:https://www.cdc.gov/ncbddd/thalassemia/facts.html

Ayo Kenalan Dengan Thalasemia

Tidak semua orang mengetahui seperti apa thalasemia, di antaranya ada yang memang sudah tahu dan ada pula yang baru tahu mengenai thalasemia. Asal usul kata thalasemia adalah dari bahasa Yunani yaitu thalassa yang berarti laut dan haema yang berarti darah. Jika didefinisikan, maka thalasemia adalah kelainan darah yang diturunkan (dari orang tua ke anak melalui gen) yang disebabkan tubuh tidak membuat cukup protein yang disebut dengan hemoglobin. Hemoglobin merupakan bagian yang penting dari sel darah merah. Jikahemoglobin tidak cukup, sel darah merah dalam tubuh tidak berfungsi dengan baik dan usianya menjadi lebih pendek (kurang dari 120 hari) sehingga jumlah sel darah merah yang sehat lebih sedikit yang beredar dalam pembuluh darah.

Hemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika sel darah merah yang sehat tidak mencukupi, maka tidak terdapat oksigen yang cukup untuk dihantarkan ke seluruh tubuh. Hal inilah yang menyebabkan seseorang mengalami lelah atau sesak napas dan kondisi ini disebut sebagai anemia. Pasien dengan thalasemia dapat mengalami anemia baik ringan ataupun sedang. Anemia berat dapat mengakibatkan kerusakan organ dan menyebabkan kematian.

Thalasemia merupakan salah satu penyakit genetik yang sering dijumpai di seluruh dunia,setidaknya terdapat 60.000 orang terlahir dengan thalasemia setiap tahunnya. Thalasemia ditemukan di negara-negara yang termasuk dalam thalassemia belt (sabuk thalasemia) yaitu Asia Tenggara (termasuk Indonesia), Timur Tengah, Afrika sub-sahara, dan Mediterania. Prevalensi penduduk dunia yang memiliki kelainan gen hemoglobin adalah sekitar 7-8% sehingga seharusnya di Indonesia terdapat sekitar 20 juta penduduk Indonesia yang membawa kelainan genini. Sampai 2016, terdapat 9.121 pasien thalasemia mayor diIndonesia, namun sebenarnya masih banyak yang belum terdeteksi dan mendapat pengobatan optimal. Data tahun 2019 menunjukkan adanya peningkatan menjadi 10.555 pasien thalasemia mayor di Indonesia.

Sebagaimana dengan penyakit lainnya, terdapat faktor-faktor yang meningkatkan risiko thalasemia yaitu riwayat keluarga dengan thalasemia karena thalasemia diturunkan dari orang tua dan keturunan tertentu yang mana keturunan yang sering dijumpai adalah keturunan Afrika Amerika, Mediterania, dan Asia Tenggara.

Berhadapan dengan thalasemia bukanlah hal yang mudah. Ada yang beranggapan bahwa thalasemia adalah penyakit menular padahal thalasemia adalah penyakit yang diturunkan.

Selain itu, ada pula kekhawatiran bahwa pasien thalasemia tidak dapat hidup normal. Walaupun thalasemia “belum dapat disembuhkan” hingga saat ini, pasien thalasemia dapat hidup normal tergantung pada tipe thalasemia yang dialami yang nantinya dikaitkan dengan anemia dan kebutuhan transfusi. Belum lagi masalah psikologis yang datang ketika berhadapan dengan banyak orang. Pada dasarnya, pasien thalasemia dapat hidup normal selama mendapat pengobatan yang optimal dan tentunya dukungan penuh baik moral dan material dari keluarga.

Dengan demikian, telah kita ketahui bahwa thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diturunkan karena tubuh tidak dapat membuat hemoglobin yang cukup sehingga menimbulkan gejala anemia mulai dari ringan sampai berat. Indonesia termasuk dalam lingkup sabuk thalasemia sehingga harus berhadapan pula dengan thalasemia.

 

Referensi:

1.What is thalassemia? CDC [Internet].2019 Apr 23 [cited 2020 March 4]. Availablefrom:https://www.cdc.gov/ncbddd/thalassemia/facts.html

2.Thalassemia. Mayo Clinic [Internet]. 2019 Nov 22 [cited 2020 March 4]. Availablefrom:https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/thalassemia/symptoms-causes/syc-20354995

3.Aulia. Penyakit thalassemia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Internet].2017 June 8 [cited 2020 March 4]. Available from:http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-kanker-dan-kelainan-darah/thalassemia-faq

4.Higgs DR, Engel JD, Stamatoyannopoulos G. Thalassaemia. Lancet 2012;379:373-83

Pembagian dan Gejala Thalasemia

Thalasemia merupakan kelainan genetik yang diturunkan akibat adanya gangguan pada sel darah merah di mana rantai globin alfa atau beta yang membentuk hemoglobin utama tidak terbentuk sebagian atau tidak ada sama sekali. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang berperan menghantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Satu molekul hemoglobin terdiri dari heme danglobin. Pada keadaan normal, hemoglobin terdiri dari 2 rantai globin alfa dan 2 rantai globin non-alfa (berupa rantai beta) yang dibentuk dalam jumlah seimbang sehingga kemampuan membawa oksigen ke seluruh tubuh adalah maksimal.

Produksi rantai globin alfa diatur melalui kromosom (materi genetik) 16 dan rantai globin beta diatur melalui kromosom 11. Jika terjadi perubahan materi genetik (mutasi), ada ketidak seimbangan dalam produksi rantai globin dan inilah yang dialami oleh pasien thalasemia. Jika rantai globin alfa tidak dihasilkan dalam jumlah yang cukup, akan terjadi akumulasi rantai globin beta sehingga keadaan tersebut dikatakan thalasemia alfa. Sebaliknya, jika rantai globin beta tidak dihasilkan dalam jumlah yang cukup, akan terjadi akumulasi rantai globin alfa sehingga keadaan tersebut dikatakan thalasemia beta. Dengan demikian, berdasarkan kelainan genetik, maka thalasemia dibagi menjadi 2 yaitu thalasemia alfa dan thalasemia beta.

Kejadian mutasi pada kromosom 11 atau 16 mengakibatkan thalasemia ringan sampai dengan berat, yang juga dibagi menjadi thalasemia minor (disebut juga thalasemia trait), intermedia, dan mayor. Pada thalasemia minor, seseorang membawa sifat thalasemia tetapi produksi hemoglobin masih cukup sehingga mereka dapat dianggap orang sehat. Pada beberapa kasus, dijumpai anemia ringan yang sering disalah artikan dengan kekurangan besi.Walaupun terlihat normal, jika kedua orang tua membawa sifat thalasemia akan memiliki kemungkinan 50% anak dengan thalasemia minor, 25% anak sehat, dan 25%sisanya dengan thalasemia mayor. Pada thalasemia intermedia, terjadi anemia dengan beberapa derajat keparahan sehingga membutuhkan transfusi darah tetapi tidak rutin. Thalasemia mayor merupakan bentuk yang paling berat di mana membutuhkan transfusi darah secara rutin seumur hidup.

Semakin dini diagnosis thalasemia ditegakkan dan semakin cepat pasien mendapat penanganan yang optimal, maka harapan dan kualitas hidup pasien akan semakin baik. Oleh karena itu, penting sekali terutama bagi orang tua untuk waspada dengan tanda dan gejala klinis dari thalasemia mengingat thalasemia dapat ditemukan pada tahun pertama kehidupan. Tanda dan gejala yang dapat dijumpai yaitu:

  • Tampak pucat akibat penurunan kadar hemoglobin (Hb).
  • Terkadang terlihat kuning (ikterus) akibat pecahnya sel darah merah yang berat.
  • Teraba benjolan pada perut saat memandikan anak. Pembesaran ini biasanyadijumpai pada organ limpa akibat kompensasi anemia kronik di mana limpa bekerja keras membantu tulang untuk membentuk sel darah merah.

Jika orang tua mendapati adanya tanda dan gejala tersebut pada anaknya, segera periksakan ke dokter untuk mendapat pemeriksaan sel darah merah untuk melihat adanya gambaran mikrositik hipokromik (sel darah merah dengan hemoglobin kurang dan berukuran kecil serta pucat) dan elektroforesis hemoglobin untuk mengetahui jenis hemoglobin pasiendan jumlahnya. Pemeriksaan lainnya juga dapat dianjurkan oleh dokter seperti analisis DNA untuk mengonfirmasi mutasi pada gen yang menghasilkan globin alfa dan beta, dan pemeriksaan besi untuk menyingkirkan kemungkinan anemia defisiensi besi.

Thalasemia merupakan kelainan genetik yang diturunkan akibat adanya gangguan pada sel darah merah di mana rantai globin alfa atau beta yang membentuk hemoglobin utama tidak terbentuk sebagian atau tidak ada sama sekali karena terjadi mutasi. Tanda dan gejala thalasemia harus dikenali secara dini agar mendapat pengobatan yang optimal sehingga kualitas hidupnya baik.

 

Referensi:

1.Angastiniotis M, Lobitz S. Thalassemias: An overview. Int J Neonatal Screen.2019;5:16.

2.Helmi N, Bashir M, Shireen A, Ahmed IM. Thalassemia review: Features, dentalconsiderations and management. Electronic Physician 2017;9(3):4003-8.

3.Muncie HL, Campbell JS. Alpha and beta thalassemia. Am Fam Physician2009;80(4):339-44,71.

4.Pedoman nasional pelayanan kedokteran tata laksana thalasemia.MenteriKesehatan Republik Indonesia [Internet]. 2018 [cited 2020 March 13]. Available from:https://www.persi.or.id/images/regulasi/kepmenkes/kmk12018.pdf

5.Grentina. Mengenal thalasemia. IDAI [Internet]. 2016 Dec 5 [cited 2020 March 13].Available from:http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-thalasemia

6.Aulia. Penyakit thalassemia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia [Internet].2017 May 1 [cited 2020 March 13]. Available from:http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-kanker-dan-kelainan-darah/penyakit-thalassemia

7.Thalassemia. Lab Tests Online [Internet]. 2019 Nov 12 [cited 2020 March 13].Available from:https://labtestsonline.org/conditions/thalassemia

Minum Obat Nyeri, Amankah untuk Pasien Gagal Ginjal?

Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, baik yang membutuhkan cuci darah rutin ataupun yang belum membutuhkannya, seringkali mengalami gangguan berupa rasa nyeri. Menurut sebuah penelitian, diperkirakan sebanyak 58% pasien gangguan fungsi ginjal mengalami gejala nyeri, dan sebanyak 49% nya mengalami gejala nyeri sedang sampai berat.

Untuk mengurangi nyeri, yang pertama terlintas di pikiran kita adalah minum obat untuk mengurangi nyeri, misalnya parasetamol, dan lain-lain. Tapi amankah minum obat nyeri bagi pasien-pasien dengan gangguan fungsi ginjal? 

Pertama, perlu kita ketahui bahwa ada berbagai macam obat nyeri dengan profil yang berbeda-beda. Kita akan bahas secara singkat mana obat nyeri yang sebaiknya dihindari oleh pasien gangguan fungsi ginjal dan mana yang relatif aman.

Obat nyeri yang sebaiknya dihindari oleh pasien dengan gangguan fungsi ginjal adalah: Obat golongan NSAID. Obat golongan NSAID (Non Steroid Anti Inflammatory Drug) contohnya antara lain: ibuprofen, ketoprofen, meloxicam, piroxicam, dan diclofenac. Mengapa obat golongan NSAID sebaiknya dihindari oleh pasien gangguan fungsi ginjal? Karena obat golongan ini berpotensi menimbulkan efek samping nyeri dan perdarahan lambung. Pada pasien gangguan fungsi ginjal, mekanisme pertahanan lambung tidak sebaik pada individu sehat, maka risiko pasien gangguan fungsi ginjal untuk mengalami efek samping nyeri dan perdarahan lambung akibat penggunaan obat NSAID, akan meningkat.

Obat nyeri yang relatif aman untuk dikonsumsi oleh pasien dengan gangguan fungsi ginjal adalah paracetamol. Paracetamol memiliki keunikan karena dikeluarkan dari tubuh sebagian besar melalui hati dan hanya sedikit melalui ginjal. Dengan demikian, obat ini relatif aman digunakan meskipun pasien memiliki gangguan fungsi ginjal, asalkan fungsi hatinya masih baik.

Lebih penting dari pemilihan obat nyeri pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, adalah mengetahui penyebab nyeri itu dari mana serta konsultasi ke dokter untuk mengobati penyebab nyeri nya. Karena, nyeri yang kita alami mungkin saja merupakan gejala dari penyakit yang belum kita ketahui. Jadi, sedapat mungkin hindari minum obat nyeri tanpa resep dokter atau sebelum mengetahui penyebab dari nyeri yang kita alami. Salam sehat untuk kita semua.

Daftar Pustaka:

Davison SN. Clinical Pharmacology Considerations in Pain Management in Patients with Advanced Kidney Failure. Clin J Am Soc Nephrol. 2019 Jun 7;14(6):917-931. doi: 10.2215/CJN.05180418. Epub 2019 Mar 4.

Sumber Gambar: 

http://www.kalbemed.com/News-Events/News/Read-News-Article/ArtMID/451/ArticleID/733/Hyaluronic-Acid-Single-injection-untuk-Sakit-Sendi-akibat-Osteoartritis

Informasi terkini Deteksi Dini Kanker pada Usia Produktif

Meskipun terdapat kemajuan luar biasa dalam pengobatan kanker, namun bila kanker terlambat terdeteksi, maka keberhasilannya menjadi lebih rendah. Oleh karenanya, deteksi dini kanker sangat meningkatkan peluang keberhasilan terapi kanker.

Dua komponen deteksi dini kanker adalah diagnosis dini dan skrining. Apakah perbedaan keduanya? Diagnosis dini fokus untuk mendeteksi secepat mungkin pasien kanker yang sudah memiliki gejala, sedangkan skrining adalah penggunaan tes untuk mendeteksi kanker pada individu sehat yang belum memiliki gejala atau keluhan apa pun.

Diagnosis dini memiliki 2 komponen utama:

  • Peningkatan kesadaran akan tanda-tanda awal kanker, di kalangan dokter, perawat dan penyedia layanan kesehatan lainnya serta di kalangan masyarakat umum
  • Peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan layanan diagnosis dan
    pengobatan, serta peningkatan rujukan dari layanan tingkat pertama ke
    tingkat sekunder dan tersier.

Diagnosis dini relevan untuk semua jenis kanker dan diperlukan pengobatan segera setelah gejala pertama muncul. Skrining biasanya berupa tes sederhana pada populasi sehat untuk mengidentifikasi individu yang mengidap suatu penyakit, namun belum menunjukkan gejala. Saat ini, tersedia beberapa skrining kanker yang diketahui yaitu:

  • Mamografi untuk deteksi kanker payudara
  • Pemeriksaan HPV dan Pap smear untuk kanker serviks
  • Kolonoskopi, sigmoidoskopi, dan tes berbasis tinja untuk deteksi kanker
    kolorektal
  • CT scan dosis rendah untuk kanker paru

Saat ini teknologi baru juga sedang dikembangkan untuk dapat mendeteksi sel tumor, DNA dan zat lain dalam darah yang mengindikasikan adanya pertumbuhan berbagai jenis kanker sebelum menimbulkan gejala. Metode ini nantinya dapat sangat membantu dalam meningkatkan deteksi dini kanker yang belum terdeteksi dengan skrining. Namun, teknologi deteksi ini tentunya masih membutuhkan pembuktian manfaat dan keamanan.

Demikian informasi yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat dan dapat menjadi salah satu referensi untuk artikel di KECC.

Salam
Farica NK

 

Referensi:

1. Schiffman J et al. Early Detection of Cancer: Past, Present and Future. ASCO Educational Book. 2015;57-65

2. Detect Cancers Early. National Cancer Plan [Internet] 2024 [ cited 2024 Apr 23]. Available from: https://nationalcancerplan.cancer.gov/goals/detect-cancersearly#

3. Cancer – Screening and Early Detection. World Health Organization. [Internet] 2010 [ cited 2024 Apr 23]. Available from: https://www.who.int/europe/news-room/fact-sheets/item/cancer-screening-and-early-detection-of-cancer

Konsumsi Protein untuk Pasien Ginjal: berapa banyak?

Malnutrisi adalah salah satu komplikasi penyakit ginjal kronik (PGK) yang serius karena memiliki berbagai konsekuensi, diantaranya dalam memperburuk kualitas hidup, mempercepat progresivitas kerusakan ginjal sisa, meningkatkan risiko terjadinya penyakit lain (misalnya infeksi), memperpanjang lama rawat, menghambat efektivitas terapi, serta meningkatkan angka kematian pasien. Oleh sebab itu, memastikan kecukupan nutrisi harus menjadi perhatian dalam terapi PGK.

Adanya perubahan mtabolisme mnyebabkan PGK stadium pradialisis dan dialisis memerlukan penatalaksanaan nutrisi yang berbeda-beda sehingga memerlukan evaluasi dan terapi yang lebih spesifik, salah satunya adalah dalam pemenuhan kebutuhan protein.

Peningkatan asupan protein telah terbukti memengaruhi hemodinamik ginjal dan berkontribusi pada kerusakan fungsi dan jaringan ginjal pada PGK stadium pradialisis. Tatalaksana diet rendah protein pada pasien PGK pradialisis telah diperkenalkan sejak lama dan memiliki manfaat mengurangi penumpukan toksin yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal dan menghambat progresivitas kerusakan ginjal sisa. Rekomendasi menyarankan bahwa diet rendah protein sebaiknya dimulai pada saat nilai pengukuran fungsi ginjal dengan parameter LFG <60 mL/menit/1,73 m (PGK stadium 3) dengan jumlah 0,6-0,8 g/kg berat badan per hari.

Berbeda dengan kondisi pradialisis, kebutuhan protein stadium dialisis lebih tinggi dibandingkan stadium pradialisis. Kebutuhan protein pada pasien yang menjalani dialisis rutin dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan proses dialisis itu sendiri. Rata-rata kehilangan protein pada satu sesi hemodialisis (HD) adalah 6-8-gram tergantung jenis membrane yang digunakan. Pada pasien yang menjalani CAPD terjadi kehilangan protein yang lebih besar yaitu 5 –12-gram perhari. Faktor lain yang meningkatkan kebutuhan protein pasien dialisis adalah perubahan dalam metabolisme protein di dalam tubuh pasien dan penurunan penyerapannya di usus. Selain itu terhadinya gangguan keseimbangan asam-basa yang sering terjadi pada pasien dialisis juga menyebabkan semakin tinggi hilangnya protein pada otot. Faktor-faktor tersebut menyebabkan tingginya kebutuhan protein pada pasien dialisis, sehingga direkomendasikan asupan protein pada pasien dialisis adalah 1,2-1,3 g per kilogram berat badan perhari.

Dari penjelasan di atas, jekas bahwa memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien PGK tidak hanya sekedar cukup atau tidak cukup, melainkan jumlahnya harus disesuaikan dengan stadium penyakitnya. Asupan nutrisi protein yang tepat, akan memberikan banyak manfaat dalam perbaikan kualitas hidup dan mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat malnutrisi. Pasien PGK sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan berapa banyak protein yang harus dikonsumsi, dan juga menentukan sumber protein yang dapat dijadikan pilihan pada menu diet sehari-hari.

 

Referensi:

  1. Ishfaq Rashid, Aamir Bashir, Pramil Tiwari, Sanjay D’Cruz, Shivani Jaswal, Estimates of malnutrition associated with chronic kidney disease patients globally and its contrast with India: An evidence based systematic review and meta-analysis. Clinical Epidemiology and Global Health 2021;12: 100855
  2. Bellizzi V, Calella P, Carrero JJ, Fouque D. Very low-protein diet to postpone renal failure: Pathophysiology and clinical applications in chronic kidney disease. Chronic Dis Transl Med. 2018;4(1):45–50.
  3. Kopple JD. National kidney foundation K/DOQI clinical practice guidelines for nutrition in chronic renal failure. Am J Kidney Dis. 2001;37(1 Suppl 2):S66-70. 

Kandungan untuk Suplemen Penambah Nafsu Makan Anak Mana yang dibutuhkan, mana yang perlu dihindari?

Usia pra sekolah (3-5 tahun) merupakan periode usia yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sangat diperlukan asupan makanan yang sesuai. Asupan makanan yang sesuai artinya memiiki kualitas dan kuantitas yang baik, sesuai dengan kebutuhan anak. Kebutuhan energi anak usia 3-5 tahun adalah 1200-1700 kkal/hari. Kebutuhan ini bisa terpenuhi apabila anak makan teratur dengan frekuensi tiga kali makanan utama dan dua kali makanan selingan atau snacking.

Namun terkadang anak sering mengalami sulit makan, GTM (gerakan tutup mulut) atau tidak nafsu makan. Tidak terpenuhinya nutrisi untuk anak juga bisa terjadi karena gangguan pencernaan, kebutuhan zat gizi yang meningkat misalnya pada kondisi sakit, dan juga menu harian yang tidak memenuhi gizi standar. Bila kondisi ini terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan, yaitu malnutrisi yang dapat mengganggu fungsi organ dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk kondisi tersebut, terkadang diperlukannya suplemen penambah nafsu makan untuk anak.

Kandungan yang bisa membantu meningkatkan nafsu makan pada suplemen anak adalah curcuminoid atau kunyit. Curcuminoid bekerja dengan cara mempercepat pengosongan lambung dengan mempercepat kerja usus halus dan memperlancar sekresi dan produksi asam empedu dan enzim pankreas, sehingga penyerapan lemak dan protein meningkat yang akan menimbulkan rasa lapar dan akan meningkatkan nafsu makan.

Lysine yang merupakan salah satu asam amino esensial diketahui dapat membantu pembentukan carnitine yang mengubah asam lemak rantai panjang menjadi energi dan memperbaiki nafsu makan.

Selain itu, vitamin B kompleks juga diperlukan untuk membantu proses ini. Peran vitamin B kompleks terutama dalam proses metabolisme zat makanan menjadi energi, sehingga akan bermanfaat untuk membantu penyerapan makanan yang dimakan oleh anak untuk diubah menjadi energi. 

Apakah semua suplemen penambah nafsu makan baik untuk anak? Ternyata ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih suplemen yang tepat untuk anak. Terdapat bahan dalam suplemen makanan yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah pemanis buatan. Kandungan ini biasanya dihadirkan untuk menyamarkan rasa tidak enak pada suplemen yang biasanya terasa pahit. Pemanis buatan yang pada dasarnya mengandung gula, seperti sukrosa, sorbitol, dan dekstrosa monohidrat, bila dikonsumsi terlalu banyak bisa meningkatkan risiko terjadinya obesitas yang di kemudian hari dapat berkembang menjadi diabetes.

Selain dengan menyamarkan rasa, memikat minat anak dengan warna yang menarik juga menjadi salah satu cara untuk membuat anak mau mengonsumsi suplemen. Namun, penggunaan pewarna buatan yang tidak aman dapat meningkatkan risiko kesehatan, seperti misalnya kanker.

Suplemen yang mengandung vitamin dan mineral banyak dijual di pasaran secara bebas. Penting untuk memilih suplemen yang aman dengan kandungan yang tepat untuk anak. Memilih jenis sediaan dari suplemen juga menjadi perhatian, karena anak-anak akan lebih sulit untuk menelan bentuk obat pil atau tablet, sehingga bentuk sirup dengan disertai rasa yang buah akan membuat anak lebih menyukainya.

Penggunaan suplemen makanan juga perlu diperhatikan dosis serta sampai kapan penggunaanya. Bila berlebihan, dapat menyebabkan masalah kesehatan juga. Sehingga gunakanlah suplemen penambah nafsu makan anak sesuai kebutuhan dan bila perlu konsultasikan dengan dokter agar penggunaannya lebih sesuai.

 

Referensi:

  1. Yankes Kemkes RI. Pengauh pemberian suplemen terhadap kesehatan anak [Internet]. 2022. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1633/pengaruh-pemberian-suplemen-terhadap-kesehatan-anak  
  2. Lysine [Internet]. 2013 [cited 2014 Dec 15]. Available from: http://umm.edu/health/medical/ altmed/supplement/lysine
  3. Curcuma has many health benefits [Internet]. 2014 [cited 2014 Dec 15]. Available from: http://www.curcuminhealth.info/category/what-is-curcumin/curcumin-has-many-health-benefits/
  4. Dietary reference intakes for thiamin, riboflavin, niacin, vitamin B6, folate, vitamin B12, pantothenic acid, biotin, and choline [Internet]. [cited 2014 Dec 15]. Available from: http://www.nap.edu/catalog/6015.html
  5. Likurmin [Internet]. Cited 2024 May 6. Available from: https://kalbemed.com/product/id/252 

 

Vitamin yang Direkomendasikan untuk Libur Kenaikan Kelas

Libur sekolah sebentar lagi, yeay!

Ini saatnya untuk para siswa-siswi berleha-leha setelah 30-40 jam setiap minggunya menimba ilmu. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu libur sekolah, terutama diisi dengan kegiatan bermain. 

Jangan lupa untuk tetap makan-makanan yang sehat dan juga bergizi, karena banyak kegiatan yang tidak terpaku waktu, ini adalah kesempatan yang bagus untuk kamu memenuhi nutrisi yang seimbang untuk tubuh kamu.

Tetap makan dengan porsi Piring Sehatku dengan  komposisis 50% dipenuhi kebutuhan 1/3 protein dari lauk pauk, 2/3 karbohidrat dan 50% nya lagi dari buah dan sayur.

Libur ke sekolah tapi bukan berarti libur untuk konsumsi vitamin. Walaupun tidak berkegiatan belajar-mengajar, namun kegiatan di libur sekolah ternyata juga tetap butuh asupan vitamin, loh!

Apa saja sih vitamin yang bisa anak konsumsi?

  • Vitamin A

Gen Z gak mungkin jauh dari gadget. Saat libur sekolah akan banyak anak yang menonton telivisi untuk mencari hiburan dan bermain games elektronik di smartphone dan tablet digital. Menurut Australian Institute of Family Studies, rekomendasi screen time untuk anak usia 5-17 tahun adalah tidak lebih dari dua jam per harinya. Selain menganggu kesehatan mata, terlalu banyak waktu di depan layar elektronik ternyata dapat berhubungan dengan berat badan anak dan masalah kebiasaan, kecemasan, hiperaktif, masalah pemusatan perhatian, pengendalian emosi dan gangguan psikosial. Maka dari itu, walaupun libur sekolah, tetap batasi penggunaan gadget pada anak. Untuk mengurangi risiko kesehatan mata karena terpapar sinar dari gadget, anak dapat konsumsi vitamin A. Vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta proteksi kesehatan mata.

  • Vitamin B kompleks

Vitamin B kompleks yang terdiri dari B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9 dan B12 sangat penting diperlukan untuk tubuh. Kekurangan vitamin D pada anak dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit, seperti anemia, gangguan pencernaan, dan infeksi. Selain itu vitamin B pada anak juga bermanfaat untuk tumbuh dan kembang, perkembangan otak dan kesehatan mata, serta membantu meningkatkan napsu makan anak. 

  • Vitamin C

Saat libur sekolah, terkadang anak-anak akan dipadati dengan berbagai kegiatan yang terkadang akan membuat anak menjadi mudah sakit. Vitamin C berperan untuk menjaga imunitas tubuh anak dan sebagai antioksidan, sehingga kegiatan anak saat libur sekolah tidak terganggu dan anak tetap bisa produktif untuk mengisi liburnya dengan kegiatan yang padat dan positif.

  • Vitamin D

Terkadang kegiatan anak tidak bisa dipastikan apakah selalu berkegiatan di luar ruangan atau tidak untuk mendapatkan cukup sinar matahari. Vitamin D sangat diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium dan fosfor yang berperan untuk kesehatan tulang dan gigi anak. 

Vitamin diatas dapat kamu konsumsi dalam bentuk vitamin satuan, namun akan lebih simpel bila kamu konsumsi multivitamin yang sudah mengandung beberapa vitamin dan bonusnya sudah ada kandungan mineralnya. Sehingga, multivitamin akan lebih mudah dibawa saat liburan. 

Jangan lupa juga untuk selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat, mulai dari cuci tangan pakai sabun, aktivitas fisik ringan sampai sedang dan minum 8 gelas air mineral sehari.

Itu dia tadi vitamin yang perlu kamu persiapkan dan konsumsi selama masa libur sekolah. Libur sekolah bukan berarti melewatkan nutrisi yang seimbang untuk tubuh anak, apalagi anak-anak sangat membutuhkannya untuk tumbuh kembang yang optimal.

Referensi:

  1. Australian Institute of Family Studies. Too much time on screens? Screen time effects and guidelines for children and young people [Internet]. 2024. Cited 2024 May 6. Available from: https://aifs.gov.au/resources/short-articles/too-much-time-screens 
  2. Vitamin A supplementation: who, when and how. Community Eye Health. 2013;26(84):71.
  3. Vitamin B [Internet]. 2024. Cited 2024 May 6. Available from: https://www.alodokter.com/vitamin-b 
  4. Hemilä H, Chalker E. Vitamin C for preventing and treating the common cold. Cochrane Database Syst Rev. 2013 Jan 31;2013(1).
  5. Centres for Disease Control and Prevention. Vitamin D [Internet]. 2021. Cited 2024 May 6. Available from: https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/vitamins-minerals/vitamin-d.html#:~:text=All%20children%20need%20vitamin%20D,of%20vitamin%20D%20each%20day
  6. Kemkes RI. Isi Piringku [Internet]. 2018. Cited 2024 May 6. Available from: https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/062511-isi-piringku

 

Yuk, kenalan dengan Kalbe Ethical Customer Care (KECC) 

Kalbe Ethical Customer Care (KECC) merupakan sebuah program sosialisasi dari PT Kalbe Farma yang bertujuan membangun kesadaran kesehatan dari komunitas ke komunitas. Didirikan pada November 2009, KECC melakukan tugasnya untuk memberikan informasi kesehatan bagi masyarakat Indonesia melalui beberapa program acara. 

Program acara yang dilakukan KECC antara lain seperti mengadakan seminar kesehatan, senam rutin hingga peringatan hari besar yang dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat. Acara ini biasanya dibimbing oleh para narasumber dari spesialis di bidang kesehatan seperti dokter umum, dokter spesialis, para trainer olahraga serta para medik kesehatan lainnya. 

KECC menjamah setiap lapisan masyarakat hingga jenis komunitas seperti ginjal, kanker, osteoporosis, diabetes, stroke, lansia, dan permasalahan kesehatan lainnya. KECC juga membuka kerja sama antar komunitas terutama yang bergerak di bidang kesehatan.  

Selain itu, KECC bertujuan menjadi sahabat bagi orang-orang yang ingin hidup sehat. Diharapkan dengan adanya KECC, masyarakat menjadi sadar bahwa pentingnya menjaga kesehatan sejak dini, terutama buat kamu yang ingin hidup sehat.  

Tunggu apalagi! Yuk, bergabunglah bersama kami dan jadi bagian masyarakat sehat bersama KECC! 

OPSITE POST-OP

OPSITE POST-OP merupakan kassa steril anti-air dan anti-bakteri dengan perekat.
Penutup pada luka umum yang tahan air dan anti-bakteri. Dapat digunakan pada luka setelah operasi, seperti luka gores (lecet), luka bakar ringan. Dapat juga digunakan sebagai balutan luka sekunder.

Komposisi:
Transparant Waterproof Dressing with Absorbent Pad

Dosis dan Cara Pemberian:
Pilih ukuran OPSITE POST-OP sesuai dengan ukuran luka, Letakkan OPSITE POST-OP diatas luka lalu ratakan dengan baik dan buka film pelindung.
OPSITE POST-OP dapat diganti setiap 3-7 hari sekali, atau disesuaikan dengan kebutuhan.

Sediaan:
6,5 x 5 cm, 9,5 x 8,5 cm, 15,5 x 8,5 cm, 20 x 10 cm, 25 x 10 cm

 

 

Tanggal :
Sahabat KECC
Tentang Event

Bagikan : Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC
Sahabat KECC